Strategi Menarik Minat Baca Masyarakat

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perpustakaan merupakan jantungnya ilmu pengetahuan, didalamnya kita bisa mendapat sebanyak-banyaknya ilmu, dan info apapun. Dewasa ini kita sering menemui fenomena bahwa perpustakaan bukanlah tempat favorit bahkan lokasi yang membosankan. Bisa dipastikan pengunjungnya adalah orang-orang yang rata-rata berkecimpung dalam dunia pendidikan,dimana mereka mengunjungi ketika ada tugas atau materi yang wajib dicari agar mendapat nilai yang memuaskan.

Ilustrasi diatas seharusnya menjadi tantangan dan tanggung jawab bersama untuk mengembalikan fungsi asli perpustakaan yang didalamnya merupakan sumber ilmu yang berasal dari berbagai buku dan literatur yaitu tempat membaca, diskusi, dan pengembangan riset yang bermanfaaat bagi kemajuan kita. Masyarakat Indonesia tergolong mempunyai minat baca yang rendah tapi dalam bidang membaca sms ( short message servis) termasuk meningkat pesat.

Baca Selengkapnya di http://www.pemustaka.com/strategi-menarik-minat-baca.html

Katalog Buku dari Beberapa Perpustakaan – www.opac.web.id

OPAC Katalog Buku dari Beberapa PerpustakaanOPAC atau Online Public Acces Catalog yang biasa disebut oleh beberapa perpustakaan sebagai katalog online atau katalog akses online merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna.

Kalimat diatas merupakan defenisi atau gambaran singkat tentang OPAC, itu kami utarakan untuk memperkenalkan website katalog buku dari beberapa perpustakaan yang kami beri nama opac.web.id. OPAC menyajikan informasi koleksi buku dari beberapa perpustakaan di Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 15 Perpustakaan dan 145.814 judul buku yang tersedia di website opac.web.id. Selain itu, sebagian koleksi buku yang ada di opac.web.id sudah terhubung dengan google book, sehingga pengunjung dapat langsung membaca isi dari buku tersebut.

Berikut daftar perpustakaannya:

Perpustakaan Pondok Pesantren Darul Muttaqien

Jln. Raya Jakarta Bogor KM. 41 PO. Box 25, Jabon Mekar, Parung

Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi

Jl. Ciledug Raya kav.109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230 – Indonesia | P.O. BOX 1089/JKT

Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bukittinggi

Jl. Paninjauan Garegeh Koto Selayan Bukit Tinggi. Kode Pos 26127

Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAIMAFA) Pati

Jl. Raya Pati-Tayu KM 20 Purworejo Margoyoso Pati 59154

Perpustakaan P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta

Jalan Kaliurang Km. 12,5 Klidon Sukoharjo Ngaglik Sleman – 55581

Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur

Jl. H. Abdul Rahman No. 9 Kelurahan Cibubur – Ciracas Jakarta Timur, 13720

Perpustakaan SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta

Jl. Timoho II Gg Delima no 2, Mujamuju, Umbulharjo

Perpustakaan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta

Jl. Bimokurdo No. 33 Demangan-Gondokusuman

Perpustakaan SMA Negeri 81 Jakarta

Jl. Kompleks KODAM/Kartika Ekapaksi, Makasar

Perpustakaan SMP Negeri 5 Yogyakarta

Jl. Wardani No. 1 Kotabaru – 55224

Perpustakaan SMA Negeri 1 Magelang

Jl. Cepaka No.1, Magelang

Perpustakaan SMK Negeri 7 Semarang

JL. Simpang Lima No. 1 Semarang – 50241

Perpustakaan LPMP Provinsi Sulawesi Tengah

Jl. Dr. Sutomo No. 4, Palu

Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja

Jl. Poros Makale-Makassar, KM 11,5 Mengkendek Kab. TANA TORAJA 91871

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Jl. Kaliurang Km 7. Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002

Buat perpustakaan yang berminat menampilkan katalog bukunya, silahkan mengirimkan data biblioraphy bukunya ke email vryzha[at]gmail.com. Selain sebagai katalog bersama, opac.web.id juga merupakan sarana promosi perpustakaan anda. Semoga dengan kehadiran website opac.web.id ini dapat membantu pemustaka untuk mencari atau memperoleh informasi tentang buku yang mereka butuhkan.

Pengelompokan Buku Berdasarkan Klasifikasi Desimal Dewey(DDC)

Klasifikasi Desimal Dewey (Dewey Decimal Classification (DDC), juga disebut Sistem Desimal Dewey) adalah sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851–1931) pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi dan dikembangkan dalam duapuluh dua kali revisi yang telah terjadi hingga tahun 2004.

Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi perpustakaan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker yang dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk kodenya harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya.

Contoh kode:

330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan 94 untuk Eropa

Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10 bagian.

Sepuluh kelas utama tersebut adalah:

Sedangkan untuk kolesi pustaka Islam menggunakan notasi 2x yang merupakan pejabaran dari notasi 297 pada notasi DDC. Berikut adalah sepuluh kelas utamanya:

2 X 0 Islam (Umum)
2 X 1 Al-Quran dan Ilmu Terkait
2 X 2 Hadis dan Ilmu Terkait
2 X 3 Aqaid dan Ilmu Kalam
2 X 4 Fiqh
2 X 5 Akhlak dan Tasawuf
2 X 6 Sosial dan Budaya
2 X 7 Filsafat da Perkembangannya
2 X 8 Aliran dan Sekte
2 X 9 Sejarah, Islam dan Modernisasi

Fungsi Dan Tujuan Klasifikasi

Sebelum suatu bahan pustaka yang relevan dapat ditemukan kembali harus diadakan penelusuran (search) terlebih dahulu di dalam “gudang” informasi yang disebut perpustakaan. Tentunya tidak praktis jika seluruh koleksi perpustakaan ditelusuri satu persatu. Prinsip dasar dalam temu kembali informasi adalah bahwa penelusuran untuk suatu bahan pustaka dilakukan pada sebagian koleksi itu, yakni pada bagian yang secara potensial paling relevan untuk memenuhi suatu permintaan. Bagian dari koleksi bahan pustaka itu disebut kelas.

Kelas dalam batasan umum adalah suatu kelompok benda yang memiliki beberapa ciri yang sama. Terompet, seruling, saxophone, harmonika umpamanya, merupakan instrumen musik yang mengeluarkan suara dengan ditiup. Suara yang keluar melalui medium itu merupakan satu ciri instrumen tersebut, sehingga instrumen-instrumen itu dapat dimasukkan dalam satu kelas yang disebut instrumen musik tiup. Dalam temu kembali informasi yang disebut kelas adalah sekelompok bahan pustaka yang paling sedikit mempunyai satu ciri yang sama. Kegiatan pengelompokan atau pembentukan kelas
disebut klasifikasi.

Satu bahan pustaka dapat memiliki beberapa ciri, umpamanya; ciri kepengarangan, ciri subyek, ciri fisik dan ciri-ciri lainnya. Oleh karena itu satu bahan pustaka dapat dikelompokkan menurut setiap ciri yang ada pada bahan pustaka itu.
Perpustakaan pada hakekatnya mengumpulkan bahan pustaka karena informasinya (subyeknya). Pengelompokan berdasarkan ciri subyek ini di perpustakaan disebut klasifikasi fundamental. Sedang pengelompokan menurut ciri lainnya disebut klasifikasi artifisial. Misalnya pengelompokan menurut pengarang, atau menurut ukuran fisik. Klasifikasi yang diterapkan di pusat informasi dan perpustakaan didefinisikan sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca
atau mencari informasi. Dengan demikian, klasifikasi berfungsi ganda, yaitu (1) sebagai sarana penyusunan bahan pustaka di rak, dan (2) sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis.

Sebagai sarana pengaturan bahan pustaka di rak, klasifikasi mempunyai dua tujuan yaitu: (1) membantu pemakai mengidentikkan dan melokalisasi sebuah bahan pustaka berdasarkan nomor panggil, dan (2) mengelompokkan semua bahan pustaka sejenis menjadi satu. Dengan kata lain, tujuan utama klasifikasi di perpustakaan adalah mempermudah dalam temu kembali informasi (bahan pustaka) yang dimiliki perpustakaan.

Sumber: pemustaka.com

Beberapa Istilah dalam Klasifikasi dan Katalogisasi

Bahan pustaka, dokumen: Segala sesuatu yang menyimpan dan membawa informasi, paket informasi yang diadakan dan disimpan di perpustakaan. Bahan pustaka tidak hanya berupa teks atau bahan tercetak, seperti buku, jurnal, tetapi meliputi meliputi bahan non-cetak, seperti: gambar, peta, CD-ROM, VCD, berkas komputer dan sebagainya.

Katalogisasi (cataloging): Kegiatan atau proses pembuatan wakil ringkas dari bahan pustaka atau dokumen (buku, majalah, CD-ROM, mikrofilm, dll.). Istilah ini kadang-kadang juga meliputi klasifikasi bahan pustaka dan secara umum penyiapan bahan pustaka untuk digunakan pemakai. Kadang-kadang disebut juga dengan istilah pengindeksan (indexing).

Katalog (catalog): Presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subyek, dll.) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tersebut yang disusun secara sistematis.

Klasifikasi (classification): Penyusunan sesuatu dalam susunan yang logis sesuai dengan tingkat kemiripan atau kesamaannya.

Tajuk (heading): Urutan karakter (huruf, angka, dll.) pada permulaan katalog; karakter ini menentukan letak atau urutan katalog dalam berkas (misal laci). Tajuk biasanya berupa nama pengarang, istilah subyek, judul atau notasi atau nomor klasifikasi yang diambil dari sebuah bagan klasifikasi.

Entri (entry): Cantuman bahan pustaka atau dokumen dalam sebuah katalog Entri utama (main entry): Cantuman katalog lengkap dari sebuah bahan pustaka, yang berisi deskripsi lengkap dan disertai dengan jejakan atau indikasi tajuk-tajuk untuk entri-entri lainnya.

Entri tambahan (added entry): Entri katalog sekunder, cantumannya lebih ringkas dari entri utama (tidak disertai dengan jejakan).

Sumber: pemustaka.com

Langkah-Langkah Praktis Analisis Subyek

Untuk mengetahui subyek suatu bahan pustaka dengan analisis subyek dapat mengikuti langkah-langkah praktis berikut:

  1. Melalui Judul, seringkali dengan melihat, mempelajari dan memahami judulnya saja suatu bahan pustaka sudah dapat ditentukan subyeknya. Cara ini biasanya dapat diterapkan pada bukubuku ilmiah atau buku-buku teks.
  2. Melalui daftar isi, apabila melalui judul belum dapat diketahui subyeknya, maka adakalanya dengan melihat daftar isi subyek bahan pustaka tersebut dapat diketahui.
  3. Melalui daftar bahan pustaka atau bibliografi yanng digunakan oleh pengarang untuk menyusun karya tersebut.
  4. Dengan membaca kata pengantar atau pendahuluan. Kadang-kadang di dalam pengantar atau pendahuluan, pengarang menyebutkan inti atau topik yang akan dibahas dan ruang lingkupnya.
  5. Apabila melalui langkah-langkah di atas masih belum dapat membantu menetapkan subyek bahan pustaka, maka hendaklah dengan membaca sebagian atau keseluruhan dari isi karya tersebut.
  6. Menggunakan sumber lain, seperti: Bibliografi, katalog, kamus, biografi, ensiklopedi,tinjauan buku dan sebagainya.
  7. Seandainya setelah melalui cara-cara di atas masih belum juga dapat membantu menentukan subyek bahan pustaka, hendaknya menanyakan kepada orang yang ahli di bidang subyek tersebut (subject specialist).

Sumber: Pemustaka.com

Definisi Pemustaka | pemustaka.com

Istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sutarno NS dalam Kamus Perpustakaan dan Informasi mendefinisikan “pemakai perpustakaan adalah kelompok orang dalam masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan memakai layanan dan fasilitas perpustakaan (2008: 150)”, sedangkan “pengguna perpustakaan adalah pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan (2008: 156)”.

Setelah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disahkan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka, dimana pengertian pemustaka menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 adalah “pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan”, sedangkan menurut Wiji Suwarno (2009:80), “pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya)”. Ada berbagai jenis pemustaka seperti mahasiswa, guru, dosen dan masyarakat bergantung pada jenis perpustakaan yang ada.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemustaka adalah pengguna perpustakaan baik perseorangan atau kelompok yang memanfaatkan layanan dan koleksi perpustakaan.

Info Detail www.pemustaka.com